Not known Details About Desinfektan Udang
Not known Details About Desinfektan Udang
Blog Article
Tim DELOS terdiri dari peneliti dan orang-orang yang kompeten serta berdedikasi tinggi untuk memastikan budidaya udang di tambak Anda berjalan dengan baik.
Namun, dalam beberapa kasus, penggunaan disinfektan yang tidak aman dan cenderung mahal telah menjadi isu yang sangat mengkhawatirkan
Kalau anda ingin memulai bisnis budidaya udang vaname, ada banyak hal yang harus anda persiapkan. Salah satu yang harus anda persiapkan adalah mengatasi hingga mengetahui jenis penyakit pada udang vaname.
Penyakit udang adalah salah satu ancaman utama dalam budidaya udang, yang dapat mengakibatkan kerugian besar bagi petani dan industri perikanan. Untuk mengatasi masalah ini, banyak petani udang menggunakan disinfektan dalam upaya mencegah penyebaran penyakit di dalam tambak mereka.
Disinfektan udang Cyodine dari Pradipta Paramita memiliki fungsi efektif untuk mencegah kemunculan penyakit yang disebabkan oleh bakteri dan virus di air tambak serta dapat membantu mempercepat pertumbuhan udang. Cek rekomendasi dosis penggunaannya di sini.
Agar lebih efektif, sterilisasi dilakukan pada siang hari saat matahari terik. Selain kolam, sterilkan juga peralatan tambak yang nantinya akan digunakan untuk berbudidaya.
Anda dapat mengetahui udang vaname yang terkena penyakit jamur dari tubuhnya yang seperti diselimuti oleh kapas. Udang vaname juga sering menggosokkan badannya di sisi kolam karena gatal.
Tambak udang Anda juga harus menerapkan biosecurity yang baik untuk mencegah adanya kontaminasi organisme dan patogen lainnya yang dapat mengganggu proses budidaya.
Oleh karena itu aktivitas pencegahan penyakit pada budidaya udang vaname penting untuk dilakukan. Dalam tahap persiapan Anda dapat melakukan berbagai SOP (Common more info Operational Course of action) untuk mencegah penyakit masuk, salah satunya adalah dengan disinfeksi tambak udang.
Hal yang tidak kalah penting adalah semua personil yang melakukan proses tebar benur harus melakukan desinfeksi diri, sebelum masuk ke dalam kolam budidaya untuk melakukan proses penebaran, terutama pada saat penebaran benur dilakukan secara handbook.
”EMS yang menyebabkan kematian pada benih udang dapat disebabkan oleh bakteri dari marga Vibrio, sehingga dikenal dengan istilah Vibriosis. Keluarga bakteri Vibrio sendiri dapat ditemukan di hatchery seperti pada write-up larva benur, air bak benur dan induk, serta pakan alami.
(AHPND), jenis penyakit ini telah menjadi keresahan bagi Petambak udang di Indonesia. AHPND dapat menyebabkan kematian pada benih udang karena adanya bakteri vibrio yang penyakitnya disebut vibriosis.
Sebelum melakukan panen, sebaiknya air tambak diberi kapur terlebih dahulu untuk mencegah molting atau proses pergantian cangkang pada saat panen.
Padat tebar udang pada kolam semi intensif memang tidak terlalu rapat, jadi untuk melakukan pengontrolannya pun relatif mudah. Ini menjadi salah satu kelebihan karena bisa menghambat terjadinya pencemaran air.